Sabtu, 20 Februari 2010

PANSUS BAILOUT CENTURY, antara MANFAAT dan MUDARAT

PANSUS BAILOUT CENTURY, antara MANFAAT dan MUDARAT

Setiap hari kita disuguhi oleh tontonan televisi yang menimbulkan kebingungan. Bagaimana tidak, masalah bailout century semakin hari semakin diseret kearah politik. Kemudian dijadikan alat untuk menjatuhkan pemerintahan SBY ( yang dipilih oleh 60 % rakyat )oleh sebagian parpol dan anggota pansus. Bahkan ada kecendrungan pemaksaan kehendak sebagian anggota pansus untuk apapun bentuk nya, bagaimanapun caranya agar dapat menemukan kesalahan pemerintah. Lebih terlihat lagi kecendrungan untuk menempelkan status BERSALAH pada pemerintah ( dalam hal ini Menteri Keuangan, Wapres dan LPS bahkan sasaran tembak akhirnya Presiden ), padahal dari fakta di Rapat/ Sidang Pansus, keterangan ahli ( yang BETUL2 AHLI, bukan yg berlagak AHLI) mengatakan dengan dalil2 dan teori2 hukum bahwa : PROSES BAILOUT SESUAI UNDANG-UNDANG DAN PERPU. So What ????

Mari kita lihat FAKTA-FAKTA SEDERHANA nya :

1. Bank Century saat itu telah gagal bayar.

2. Kalau dibiarkan mati, LPS HARUS ( sekali lagi HARUS ) membayar jaminan simpanan nasabah yg di bawah 2 M sebesar 5,8 T di tambah lagi potensi kehilangan asset bank century sebesar 600 M ( total 6,4 T ) dengan ancaman Efek berantai yang akan menyebabkan kepercayaan thdp perbankan akan berkurang.

Catatan : Perlu diingat 6,4 T tadi akan hilang begitu saja. Hangus !!!!

3. Kalau di BailOut ( diambil alih ), LPS harus membayar 6,7 T dengan keuntungan :

- Bisa mengambil alih bank Century ( Uang dibayarkan lalu pemerintah dapat barang yaitu Fisik Bank tsb beserta asset2nya, atau dengan bahasa dagang LPS membeli bank Century tsb )

- Bisa mencegah krisis perbankan yang mempunyai potensi kerugian lebih dari 200 T

-

Lalu….

- Dengan mencoba menghilangkan prasangka yang buruk/ jelek ( zu’uzzon ) terhadap Pemerintah

- Dengan berusaha menjadi tidak bodoh ( supaya lebih pintar dari anggota Pansus )

- Dengan hitungan dagang sederhana ( Tanpa teori yang MBULET )

Bukankah kita telah bisa menarik kesimpulan :

BAILOUT CENTURY… Lebih banyak MANFAAT dari mudaratnya..!!!!

Tapi…… Sebagian anggota pansus tetap tidak menerima ( atau PURA2 tidak menerima ) hal tsb.

Kemudian pantaslah kalau kita bertanya:

1. Anggota pansus ini , Pintar atau pura-pura Bodoh ?

2. Anggota pansus ini, Bodoh atau pura-pura Pintar ??

3. Anggota pansus ini, Tidak mengerti atau Tidak Mengerti –mengerti ???

4. Apakah panggung pansus ini dipakai untuk menunjukan pada masyarakat bahwa mereka telah memilih wakil yang tepat ( padahal mereka sekedar akrobat saja…) ?????

5. Apakah masalah ini di gunakan sebagai ajang balas dendam dari Barisan Politisi Sakit Hati pada SBY ?????

6. Apakah ini termasuk upaya mengulur-ulur waktu dan dipakai sebagai ajang unjuk gaya agar masyarakat tidak kecewa pada biaya Pansus sebesar 5 M tidak terbuang percuma ??????

7. Apakah anggota Pansus mau bersidang tanpa biaya apapun ???????

Sekali lagi…..

BAILOUT CENTURY… Lebih banyak MANFAAT dari mudaratnya..!!!!

PANSUS….. Lebih banyak MUDARAT dari Manfaatnya……!!!!!

Jumat, 19 Februari 2010

KEBEBASAN PERS atau KEBABLASAN PERS ??

KEBEBASAN PERS atau KEBABLASAN PERS ??

Ada fenomena menarik yang terjadi dalam prilaku masyarakat kita belakangan ini. Entah bagaimana awalnya, sekarang terlihat timbulnya keinginan untuk terkenal atau tampil di media massa dan televisi yang begitu besar dari masyarakat. Hal ini, entah disebabkan oleh obsesi pribadi atau terpengaruh oleh kehidupan artis yang setiap saat di liput media. Tidak ada yang salah terhadap fenomena ini kalau saja disalurkan dengan positif semisal dengan membangun karir dan keahlian serta kreativitas dengan cara yang lumrah. Tentu ini baik bagi dunia hiburan serta menambah banyak artis baru.
Tapi anehnya, yang terjadi saat ini adalah timbulnya paham baru, bahwa kalau mau terkenal, cara pintasnya adalah :
1. Selalu anti pemerintah saja, pasti di liput media cetak dan televisi,
2. Hujat saja kebijakan pemerintah lalu demonstrasi ( walau dengan 5-6 teman ) pasti masuk TV dan Koran,
3. Melawan hukum saja, lalu pura-pura dianiaya ( pukuli diri sendiri pun jadi ) pasti di blow up
4. Berbuat anarkis saja pasti langsung dapat liputan khusus.

Sekarang pertanyaan yang timbul adalah, Salah Siapa ??? Persnya atau Masing2 Pelakunya ?
Kalau lebih di cermati, selera masyarakat pelan tapi pasti mulai bergeser kearah negatif yaitu menyenangi hal2 yang tersebut di atas. ( Tapi saya masih yakin tidak semua orang kok.. ).
Lucunya, Koran atau TV pun akhirnya ( atau justru jadi awal semua ini ??? ), menganggap bahwa kalau mau ditonton, digemari atau laku dibeli oleh masyarakat, “harus” meliput hal2 tadi. Apakah ini yang dimaksud dengan Kebebasan Pers? Apakah ini justru menjadi Kebablasan Pers ?
Kenapa dikatakan demikian, pers dituntut untuk selalu menyajikan pemberitaan yang berimbang, bertanggung jawab dan independen. Tapi prakteknya, masih ada media ( mungkin karena pengaruh dan perintah pemilik yg anti SBY ) yang menyajikan berita yang selalu menyorot kekurangan dari pemerintah an SBY sekecil apa pun, tanpa mau berimbang untuk menyajikan program dan keberhasilan pemerintah. Bahkan tak jarang menyiarkan suatu berita tanpa didasari fakta yang kuat ( cuma dugaan reporternya ) dan tidak mau mengklarifikasi ke objek beritanya. Lantas dapatkah itu kita katakan pers berimbang, bertanggung jawab dan independen ???? Apakah ini yang namanya Kebebasan Pers ?? Atau dapatkah ini kita namakan Kebablasan Pers ??
Akhirnya kita cuma bisa berharap, semoga tidak semua pers sedang mencoba mengarahkan/ menggiring pola pikir masyarakat agar menjadi masyarakat yang menyukai hal2 yang negatif seperti hal- hal di atas. Semoga Pers tidak sedang merubah diri untuk sekedar menjadi pers yang mengikuti pola dagang semata ( pokoknya cari untung saja tanpa etika yang layak ). Semoga pers bisa menerjemahkan arti KEBEBASAN PERS dengan benar. Semoga pers TIDAK SEDANG MENEGAKAN KEBABLASAN PERS !!! Semoga…..semoga….